ANDRE SONDAKH, MOTOKROS/SULAWESI UTARA
Hanya dalam hitungan waktu dua tahun saja, prestasi Andre Sondakh
asal Sulawesi Utara mampu merebut dua predikat jawara nasional kelas
paling bergengsi (SE 125 cc), kategori motokros dan superkros.
Dalam kurun waktu tersebut (2010-2011), Andre berada di tim yang
mapan (AHRS). Alhasil, mengoverlap mereka-mereka yang cukup lama sudah
berada di tim ternama. Sekaligus penyuka modif mobil ini sebagai peraih
juara nasional termuda mengalahkan Irwan Ardiansyah. | ogySejak kapan mengenal dunia balap motokros ? Siapa yang berperan besar dalam perjalanan awal karir anda ?
Saya sebelumnya bermain balap grestrek sejak 2002 hingga 2007. Kemudian 2008 baru pindah motokros. Inipun masih tim lokalan, Wowor MX Team. Jadi belum turun full seri kejurnas. Tahun 2009 di tim MLB Manado dan 2010 hingga saat ini di tim AHRS. Saat pertama, papa sangat mendorong karena memang hobi. Kemudian Om Johny Pranata saat saya masuk di IMI Racing Academy sebagai sekolah balap. Selanjutnya di tim AHRS, Om Denny Orlando juga banyak memberikan pengarahan atau masukan, termasuk dukungan penuh Om Asep Hendro. Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka semua.
Saat ini, anda tercatat sebagai juara nasional termuda kategori SE 125 cc yang direbut tahun lalu di usia 17 tahun. Sebelumnya rekor dipegang Irwan Ardiansyah (1996) dalam usia 18 tahun. Bagaimana perasaan anda ?
Saya sangat bahagia sekali dapat memborong sekaligus dua gelar juara nasional pada tahun lalu. Termasuk sebagai juara nasional termuda. Puji syukur pada Tuhan atas berkatNya di hari Natal tahun 2011 ini kepada saya dan pihak-pihak yang turut mendukung.
Bagaimana menu latihan fisik yang anda jalani dalam keseharian ? Mengingat stamina fisik anda relatif diatas rata-rata kroser dalam negeri ?
Untuk latihan fisik mencakup treadmill, sepeda dan keseimbangan. Ini ada pelatihnya, Om Gandung dan terprogram. Intinya menciptakan endurance atau ketahanan karena motokros lebih membutuhkan daya tahan fisik karena bertarung dalam 30 menit ditambah 2 lap. Sedang latihan motor hampir setiap hari dilakukan. Rata-rata dalam seminggu sebanyak lima kali dan setiap latihan selama lebih-kurang 3 jam.
Di tengah kepadatan jadual latihan dan mengikuti agenda balapan, apa hobi yang paling anda sukai ?
Saya suka modifikasi mobil. Basicnya Yaris tahun 2010 kelir hitam. Jadi pengen punya mobil yang tidak seperti yang biasa di jalanan.
Modifikasi bergaya apa yang anda terapkan ? Pernah merebut juara dalam kontes mobil ?
Saat ini sedang membangun gaya street-racing di Manado, sebelumnya elegan-style. Total biaya diperkirakan antara Rp. 50-70 juta karena mencakup eksterior dengan velg R18 dan interior, termasuk modif audio. Saya pernah juara II Yaris Show Off (YSO 2011) di Manado.
IMI HARUS MENJEMBATANI KE LEVEL INTERNASIONAL
Bagaimana anda melihat sosok dan prestasi yang telah digapai Andre Sondakh sebagai juara nasional termuda ?
Potensi Andre prospektif karena segi usia masih 17 tahun. Tentu saja, sebagai hasil dari latihan keras yang dijalani. Idealnya dengan umur yang masih panjang, bisa diorbitkan ke level internasional. Bagaimanapun juga, bagi seorang jawara nasional memiliki motivasi dan tantangan yang kuat untuk dapat ambil bagian dalam persaingan internasional. Misal mengikuti semua seri motokros Asia (FIM-UAM). Beberapa tahun belakangan memang sangat jarang kroser kita yang bermain di level FIM-UAM seperti tahun 2003-2006 lalu.
Menurut pendapat anda, bagaimana peran IMI yang ideal hingga potensi demikian terbilang tidak percuma ?Saya pikir, IMI sebagai induk olahraga balap motor ikut berperan menjembatani mereka-mereka yang potensial. Seperti juga Andre Sondakh. Saya yakin, jika melalui IMI, prosesnya lebih gampang dan mudah. Jadi ada kerjasama IMI dan tim. Ini sangat penting untuk mengukur kemampuan dan menambah jam terbang pembalap Indonesia. Tetap lain, aroma persaingannya jika fight di semua seri FIM-UAM dan memperoleh podium dibanding ikut seri Internasional yang berlangsung di Indonesia. Jumlah pesaingnya saja berbeda. FIM-UAM lebih banyak kroser asingnya.
Potensi Andre prospektif karena segi usia masih 17 tahun. Tentu saja, sebagai hasil dari latihan keras yang dijalani. Idealnya dengan umur yang masih panjang, bisa diorbitkan ke level internasional. Bagaimanapun juga, bagi seorang jawara nasional memiliki motivasi dan tantangan yang kuat untuk dapat ambil bagian dalam persaingan internasional. Misal mengikuti semua seri motokros Asia (FIM-UAM). Beberapa tahun belakangan memang sangat jarang kroser kita yang bermain di level FIM-UAM seperti tahun 2003-2006 lalu.
Menurut pendapat anda, bagaimana peran IMI yang ideal hingga potensi demikian terbilang tidak percuma ?Saya pikir, IMI sebagai induk olahraga balap motor ikut berperan menjembatani mereka-mereka yang potensial. Seperti juga Andre Sondakh. Saya yakin, jika melalui IMI, prosesnya lebih gampang dan mudah. Jadi ada kerjasama IMI dan tim. Ini sangat penting untuk mengukur kemampuan dan menambah jam terbang pembalap Indonesia. Tetap lain, aroma persaingannya jika fight di semua seri FIM-UAM dan memperoleh podium dibanding ikut seri Internasional yang berlangsung di Indonesia. Jumlah pesaingnya saja berbeda. FIM-UAM lebih banyak kroser asingnya.